Senin, 04 Juli 2011

MENGAPANYA DIA NGAK MAU PACARAN,..?MENGAPANYA DIA NGAK MAU PACARAN,..?

Nah, pertanyaan ini kadang bisa hadir dari teman kita yang penasaran, cuma nanya atau sekedar iseng-iseng aja. Ada yang sudah tahu kan mengapa ndak mau pacaran? insyaALLAH sudah ada yang tahu , dan bagaimana yang belum tahu? Apakah pacaran itu ada dalam agama islam? Dilarang atau malah dianjurkan ya?

Kadang kita merasa heran liat teman yang berjilbab gede itu, padahal dia cantik, putih, manis, imut dan auranya yang memikat, tapi kenapa gak mau pacaran ya? Apa gak laku kali ya? Atau main pilih-pilih segala?

Atau kalo yang laki-laki tuh punya jenggot tipis dan kecil, pake’ celana keper, necis, ganteng, gaya jutek dan buat cewek klepek-klepek, juga gak mau pacaran? Ada yang mikir gak, “Duh napa sih si dia kalo liat aku pakek nunduk-nunduk segala, apa aku kurang cantik ya?”

Au deh.. eitsss bukan begitu alasannya. Ada alasan yang mendasari mengapa mereka bersikap seperti itu. Jangan main-main tebak-tebakkan dong, emangnya kuis?

Ada gak yang berpikir, aku kan pacaran gak ngapa-ngapain, gak pegang-pegangan dan gak gandeng-gandengan tapi cuma plotot-plototan aja (hehe), yang penting bisa jaga diri. Islam sangat perhatian tentang menjaga hati. Islam tidak mengekang cinta seseorang karena itu sudah fitrah manusia berlainan jenis .

Tetapi islam menganjurkan untuk mengikuti aturan yang ada. Aturan dari yang menciptakan cinta itu yaitu ALLAH. Mungkin pendapat yang tadi benar bahwa kita tidak melakukan apa-apa dan bisa jaga diri.

Oke-lah anggap saja kita tidak melakukan hubungan badan seperti suami isteri. Tetapi zina itu bukan hanya hubungan badan diluar nikah tapi ada beberapa zina selain itu.

Dari Imam An Nawawi:

“ Pada anak Adam itu ditetapkan bagiannya dari zina. Di antara mereka ada yang melakukan zina secara hakiki dengan memasukkan farji (kemaluan)nya ke dalam farji yang haram. Ada yang zinanya secara majazi (kiasan) dengan memandang wanita yang haram, mendengar perbuatan zina dan perkara yang mengantarkan kepada zina, atau dengan sentuhan tangan di mana tangannya meraba wanita yang bukan mahromnya atau menciumnya, atau kakinya melangkah untuk menuju ke tempat berzina, atau melihat zina, atau menyentuh wanita yang bukan mahromnya, atau melakukan pembicaraan yang haram dengan wanita yang bukan mahromnya dan semisalnya, atau ia memikirkan dalam hatinya. Semuanya ini termasuk zina secara majazi.” (Syarah Shohih Muslim: 16/156157).

Dapat dipastikan adakah di antara kita tatkala berpacaran dapat menjaga pandangan mata kita dari melihat yang haram sedangkan memandang wanita ajnabiyyah (bukan mahrom) atau laki-laki ajnabi (bukan mahrom) termasuk perbuatan yang diharamkan?!.

Dan bahwa hukum mendekatinya saja dilarang apalagi melakukan zina tersebut adalah haram.

Firman ALLAH:

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. 17:32)

Tapi kalo udah terlanjut kena’ Virus Merah Jambu (baca:jatuh cinta) gimana dong? Mau maem teringat padanya? Mau jajan teringat padanya? Mau ke toilet teringat padanya? Mau ke pulo kapuk pun teringat padanya? Mau apa aja teringat padanya? Nah, solusinya adalah kembalilah kepada ALLAH. Karena yang patut untuk selalu diingat adalah Rabbul Izzati. Tingkatkan cinta pada ALLAH dengan berpuasa. Karena puasa akan menahan diri dari nafsu yang menggoda. Masa’ sih kita lebih mencintai makhluk ALLAH dibandingkan Yang Maha Cinta. Katanya makhluk ALLAH. Cara mencintai ALLAH mudah lho. Kan ada pepatah bilang “Tak Kenal Maka Tak Sayang, Tak Sayang Maka Tak Cinta”. Dan perlu dipertanyakan nih pada diri kita sendiri, ada apa dengan diri kita hingga kita tak mencintai-Nya, berarti kita tak mengenal-Nya kan? Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengenal ALLAH, antara lain dengan menuntut ilmu, berkumpul dengan orang-orang yang sholeh, mentadaburi alam, membaca dan menghayati Al-Qur’an, membaca buku dan lain sebagainya., dengan mentaati semua perintah ALLAH, sholat tepat waktu, berinfaq di jalan-Nya dan menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat sehingga ketika perasaan itu datang kita dapat mengontrolnya

Terus kalo gak bisa ditahan dengan puasa gimana? Cara yang terakhir adalah Menikah.

Mungkin kita bependapat bahwa kita berpacaran untuk proses pengenalan sebelum menuju ke pernikahan .

“Bagaimana mungkin kita menikah tanpa pacaran terlebih dahulu tanpa mengenal karakternya masing-masing. Gak mungkin dong ah ” . Betul islam juga menganjurkan untuk mengenal pasangannya masing-masing tetapi bukan dengan cara berpacaran.

" Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita, sedangkan wanita itu tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan " (HR.Ahmad)

Ada kisah seorang sahabat yang datang kepada Rasul. Sahabat ini datang kepada Rasul untuk menyampaikan niatnya bahwa dia ingin menikah.

Kemudian Rasululloh bertanya : “ Bagus , tapi apakah kamu sudah mengenali calon mu itu..??? ” . Kemudian si sahabat rasul ini menjawab : “ Belum ya Rasul.. ”. Selanjutnya rasul menyuruh dia agar terlebih dahulu mengenalinya. Artinya kita diwajibkan untuk mengenal pasangan kita terlebih dahulu (Ta’aruf) tapi bukan dengan pacaran melainkan dengan aturan yang ada.

“ Sekalikali tidak boleh seorang laki-laki bersepi-sepi dengan seorang wanita kecuali wanita itu bersama mahromnya. ” (H.R. alBukhori: 1862, Muslim: 1338)

Dan ingat ta’aruf dilakukan jika kita benar-benar ingin dan siap untuk membina mahligai rumah tangga bukan hanya sekedar ingin tahu tentang orang yang ingin kita ta’arufin tersebut.

Pada dasarnya kita mengenal wanita yang ingin kita nikahi itu bisa melalui mahromnya wanita tersebut. Jadi bukan berdua-duan. Jika misalnya kita ingin meneliti akhlak si wanita tersebut tanpa sepengetahuannya kita boleh mengutus seseorang untuk menelitinya. Misalnya dengan temannya si mahrom wanita tersebut. Melalui keluarga seperti orang tuanya, kakaknya atau adiknya juga bisa. Adapun cara berta’aruf (berkenalan) antara lain:

1. Bertanyalah kepada orang yang dianggap paling dekat dengan calon tersebut yang dapat dipercaya sehingga informasi yang didapat bersifat objektif

2. Untuk mendapatkan kemantapan, lakukanlah sholat istikharah dan mohonlah kepada ALLAH karena Dia yang paling tahu mana yang terbaik untuk kita

3. Setelah memiliki kecenderungan yang kuat untuk mempersunting maka langkah selanjutnya adalah perkenalan (ta’aruf) antar keduanya secara lebih dekat yaitu secara langsung dan sesuai dengan syariaat yaitu tidak berkhalwat (berdua saja) karena dalam hadits yang ketiganya adalah syaitan. Oleh karena itu dalam “acara” tersebut harus ada keseriusan agenda pertemuan, maksudnya tidak dicampur dengan canda mesra, tetap menutup aurat, menjamin bahwa tidak ada kontak fisik dan cara lain yang aman secara syari’at.

4. Setelah itu dilanjutkan dengan proses berikutnya sampai akad nikah.

Tapi memang tidak bisa disalahkan sepenuhnya persepsi atau pandangan seperti pacaran. Kita menyadari bahwa yang mempengaruhi mereka adalah media-media ala barat , juga pergaulan ala barat yang banyak digemari sekarang ini. Bahwa acara-acara televisi sekarang mulai dari lagu-lagunya , film-filmnya sampai sinetron-sinetronnya kebanyakan menyajikan cinta berlainan jenis. Dan cinta itu diwujudkan dengan pacaran dan mereka terjebak dalam lingkaran syaitan pergaulan seperti itu.

Marilah kita berdo’a bersama-sama seraya memohon ampun atas segala khilaf yang pernah kita lakukan.

“Ya Allah berilah hidayah kepada kami agar bisa merasakan, menikmati indahnya hasil menjaga hati, indahnya menjaga bagian tubuh ini dari hal-hal yang Engkau larang. Tangan ini hanya untuk dijalan-MU , Mata ini hanya untuk melihat yg tidak Engkau larang dan segala anggota tubuh ini adalah amanah dari-MU, yang engkau perintahkan untuk digunakan dijalan-MU. Ya Allah berilah kenikmatan dan keinginan yang luar biasa, bagi kami untuk selalu berada dijalan-MU dan berilah kebencian yang luar biasa bagi kami dari hal-hal yang Engkau larang. Sesungguhnya Engkau maha mendengar dan maha penyayang bagi hamba-MU yang ikhlas memohon kepada-MU amin ya Allah ”.

Sumber: http://www.facebook.com/notes/wanita-solehah-tidak-memandang-tidak-dipandang/-kenapa-siih-kamu-tidak-mahu-pacaran-/176662019032232 dan berbagai sumber.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar